Pangandaran merupakan sebuah
kabupaten di
Provinsi Jawa Barat yang terletak di
sebelah
selatan
Pulau Jawa. Kabupaten ini merupakan
daerah
Pesisir dengan bentuk tipologi
pesisir berupa tombolo. Pangandaran memiliki potensi sumber daya alam dan pariwisata ya ng
sangat menarik. Disisi lain,
pesisir Pangandaran memiliki potensi bencana alam berupa terjadinya banjir rob maupun tsunami yang disebabkan
karena daerahnya yang berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia di bagian selatan Pulau Jawa. Dampak yang diakibatkan oleh
tsunami
akan sangat merugikan masyarakat sekitar, baik berupa kerugian fisik, ekonomi maupun sosial.
Kerentanan sosial
di sekitar pesisir Pangandaran meliputi beberapa aspek demografi
diantaranya yaitu jumlah penduduk, kepadatan penduduk,
usia, kondisi pendidikan, dan sebagainya. Berdasarkan data Pusdalisbang (Pusat Data dan Analisa Pembangunan) Provinsi Jawa
Barat, kepadatan penduduk Kabupaten Pangandaran tahun 2014 termasuk rendah yaitu
418 orang/km2. Berbanding terbalik dengan keadaan tersebut, wilayah di sekitar tombolo mempunyai kepadatan penduduk cukup tinggi
apabila atap rumah diidentifikasi melalui citra penginderaan
jauh. Kepadatan penduduk menunjukkan
kuantitas penduduk. Semakin besar jumlah penduduk
maka korban jiwa yang ditimbulkan
akibat bencana alam juga akan
semakin banyak. Kerentanan sosial terhadap bencana alam pun menjadi tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi sosial pada suatu daerah akan mempengaruhi tingkat kerentanannya terhadap bencana alam.
Desa Pangandaran yang berhadapan langsung
dengan laut memunculkan beberapa
permasalahan
seperti meningkatkan kerentanan baik fisik maupun non fisik. Kerentanan fisik
meliputi
beberapa aspek seperti
kepadatan bangunan dan kondisi fisik bagunan. Kondisi fisik bangunan meliputi material rumah yang digunakan seperti
dinding, atap, dan lain-lain.
Berdasarkan
data BPBD Kabupaten Pangandaran tahun
2016, kerugian akibat kerusakan fisik
yang disebabkan bencana banjir sebesar Rp 5,5 miliar rupiah. Semakin rendah
kepadatan bangunan maka semakin rendah pula kerentanan fisiknya, begitu juga dengan kondisi fisik
bangunan, semakin baik kondisi fisik bangunan maka kerentanan fisiknya akan semakin rendah.
Kerentanan non fisik seperti
kerentanan ekonomi merupakan sebab dan akibat dari
kerugian karena bencana. Kerentanan ekonomi meliputi beberapa aspek seperti pendapatan, mata
pencaharian, dan kepemilikan harta. Bencana angin puting beliung yang melanda Pangandaran tahun 2016 memporak-porandakan bangunan milik warga seperti
toko dan rumah. Hal tersebut tentu akan menyebabkan kerugian fisik yang berdampak pula terhadap kerugian
ekonomi, mengingat banyak peduduk Kecamatan Pangandaran yang bermata pencaharian sebagai pedagang. Kerusakan bangunan seperti toko, ruko, dan lain-lain dapat mengganggu kegiatan ekonomi, sehingga kerentanan ekonomi
juga
akan semakin tinggi. Semakin
rendah tingkat ekonominya maka semakin tinggi kerentanan ekonominya.
Tim Blok Permukiman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar