Lokasi pengukuran kedalaman dasar sungai dan atau batimetri Sebagian Sungai Cijulang terletak pada koordinat 108°27'22'' BT (219403 mT) dan 7°44'6'' LS (9144132 mU) – 108°29'18'' BT (222968 mT) dan 7°44'44'' LS (9142998 mU) di zona 49 S dengan total panjang segmen pengukuran sebesar 4 kilometer di Kabupaten Pangandaran. Hasil pengukuran kedalam Sebagian Sungai Cijulang direpresentasikan dalam bentuk peta batimetri, peta kontur dan visualiasi 3 dimensi (3D).
Pada
Peta Batimetri Sebagian Sungai Cijulang tahun 2017 dapat diketahui bahwa dasar
Sungai Cijulang memiliki kedalaman yang berbeda-beda, dimana kedalaman tersebut
diperoleh dengan menggunakan metode interpolasi IDW dengan menggunakan 2381
titik kedalaman yang bervariasi berdasarkan hasil pengukuran langsung di
lapangan menggunakan alat echosounder.
Variasi
kedalaman Sebagian Sungai Cijulang dibedakan kedalam 12 variasi kelas dengan
menggunakan metode sturges dalam rentan kedalaman 0 – 19,6 m dpl. Dimana berdasarkan
hasil pengukuran kedalaman di lapangan diketahui bahwa kedalaman terendah
Sebagian Sungai Cijulang adalah sebesar 0,6 m dpl yang terdapat pada koordinat
108°28'57'' BT (222327 mT) dan 7°44'36'' LS (9143227 mU). Sebaliknya, kedalaman
dasar sungai terdalam adalah sebesar 19,6 m dpl yang terdapat pada koordinat
108°28'29'' BT (221463 mT) dan 7°44'18'' LS (9143785 mU). Sedangkan kedalaman
rata-rata pada Sebagian Sungai Cijulang pada aera kajian adalah sebesar 3,6 m
dpl.
Sungai
Cijulang memiliki bentuk relief dasar yang bervariasi, hal tersebut dapat
diketahui pada peta kontur Sebagian Sungai Cijulang tahun 2017 yang dibagi ke
dalam 6 segmen dan hasil visualisasi permukaan dasar sungai secara tiga dimensi
(3D). Dimana terdapat beberapa lokasi yang memiliki relief yang datar dengan
perbedaan kedalaman yang tidak signifikan yaitu sebesar 3 m dpl (berdasarkan
interval kontur yang digunakan). Selain itu, terdapat beberapa lokasi yang
memiliki bentuk relief terjal dan atau berbukit-bukit dengan perbedaan
kedalaman yang signifikan.
Lokasi
Sebagian Sungai Cijulang yang memiliki bentuk relief dasar yang relatif datar
terdapat pada segmen ke dua (segmen kedua dari arah barat dan atau titik awal
pengukuran) dengan rata-rata kedalaman sebesar 0 – 3 m dpl, hal tersebut
dibuktikan dengan hasil representasi garis kontur yang renggang atau tidak
terlalu rapat dan terdapat pada visualisasi 3D segmen kedua. Sebaliknya, lokasi
Sebagian Sungai Cijulang yang memiliki bentuk relief dasar yang sangat terjal
terdapat pada segmen ke empat, dimana pada segmen tersebut memiliki
representasi garis kontur yang sangat rapat dengan perbedaan kedalaman 0 – 19,6
m dpl. Representasi dari relief dasar sungai yang sangat
terjal pada segmen tersebut dapat diketahui pada Penampang Melintang Sebagian
Sungai Cijulang dan terdapat pada visualisasi 3D segmen keempat. Sedangkan
bentuk relief dasar yang cukup terjal atau berbukit-bukit terdapat pada segmen
pertama, ke tiga, ke lima dan ke enam, hal tersebut dibuktikan berdasarkan
representasi garis kontur yang agak rapat serta terdapat pada hasil visualisasi
3D.
Hasil
uji validasi antara pengukuran kedalaman Sebagian Sungai Cijulang antara data
hasil interpolasi titik kedalaman menggunakan alat echosounder dengan data
penguji berupa hasil pengukuran manual di peroleh nilai residual eror sebesar 0,2. Besar nilai residual eror tersebut
menunjukkan bahwa hasil interpolasi pengukuran kedalaman Sebagian Sungai
Cijulang dengan menggunakan alat
echosounder tergolong overestimate.Selain
dengan menggunakan hasil nilai residual
eror, tingkat akurasi data kedalaman hasil interpolasi titik-titik
kedalaman dengan menggunakan alat Echosounder
juga dapat diketahui dan atau diuji dengan menggunakan metode grafik regresi.
Grafik regresi merupakan metode yang digunakan untuk
mengetahui hubungan kedalaman sungai sebagian sungai Cijulang hasil interpolasi
pengukuran menggunakan alat Echosounder
dengan hasil pengukuran kedalaman secara manual. Dimana nilai R2
yang dihasilkan adalah sebesar 0.7619, nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil
interpolasi pengukuran kedalaman menggunakan alat echosounder adalah cukup baik
karena nilai R2 yang dihasilkan mendekati 1 dalam rentan nilai 0 –
1. Hal tersebut juga ditunjukkan pada persebaran data yang terdapat pada
grafik, dimana sebagian besar data kedalaman sungai yang diperoleh dari hasil
interpolasi titik kedalaman menggunakan alat Echosounder dengan hasil pengukuran kedalaman manual adalah
mendekati garis regresi, sedangkan hanya beberapa data yang terletak jauh dari
garis regresi. Sehingga berdasarkan hasil analisis regresi yang diperoleh dapat
diketahui bahwa hasil interpolasi pengukuran menggunakan alat Echosounder adalah baik, akurat dan
representatif dengan keadaan yang sebenarnya.
Tim Hidrografi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar